Kampung Halaman

Aku hidup di indonesia, lahir dan membesar di indonesia. tepatnya di daerah terpencil di kecamatan Trangkil Pati.

tak ada kepikiran untuk pergi dari tanah kelahiran, apalagi punya cita cita menjadi sarjana seperti orang orang.

sejak kecil aku hanya dikenalkan dengan sawah, kambing, sapi dan bata. mereka yang hampir setiap hari menghiasi hidupku. sepertinya tak ada yang spesial.

hidup seperti itu rasanya sudah cukup membuat hari hariku senang. bisa punya kesibukan dan tiap hari bisa melihat senyum ibu bapak.

tapi itu dulu banget, sekitar 8 tahun silam. dan sekarang, pulang kehalaman bisa dihitung. 8 tahub terakhir aku hidup diperantauan. tak sadar aku sudah tak begitu akrab lagi dengan kampung halaman.
sepulangku 3 bulan lalu, aku terasa asing, terasing atau mengasingkan diri.

semuanya terasa beda, semuanya terasa tiga kali lebih tertinggal dari kehidupanku diperantauan.
dikampung halaman, semuanya masih terlihat alami, orang orang tiap pagi pergi kesawah, siang pulang dan sorenya berkumpul bersama tetangga. rasa guyup seperti ini jarang aku temui diperantauan.

disisi lain hal ini bagus tapi disisi lain ada yang bilang itu pekerjaan yang sia sia. karena hanya membuang waktu dan tidak menghasilkan uang.

yap, di kota kota besar dan maju, apapun diukur dengan uang. ada uang abang ku sayang, tak ada uang abang ku tendang. begitu salah satu lirik lagu yang aku dengar tempo hari.

sampai disini aku menyudahui, sebenarnya aku tidak tahu mau menulis apa. tapi demi ingin menghidupkan kembali blog ini, aku akui terpaksa. tapi terpaksa dalam hal baik, aku pikir tak masalah. take easy men!

Subscribe your email address now to get the latest articles from us

 
Copyright © 2015. Taufiqurrahman SN.
Design by The Begundal.