Spirit Qurban

Oleh Taufiqurrahman sn*

Bulan Dzulhijjah merupakan bulan agung dimana di dalamnya terkandung berbagai ibadah vertikal maupun horizontal. Ibadah vertikal disini adalah kesadaran beribadah kepada Tuhan (ilahiyah), ini diejawantahkan dalam paket ibadah haji. Sementara ibadah horizontal, ialah kesadaran beribadah bukan hanya semata kepada tuhan melainkan lebih mengutamakan ibadah sosial yang dibungkus pada hari raya Idul Adha (qurban) ditambah tiga hari tasyriq.

Dibulan qurban inilah keraketan dan pengejewantahan iman dipertaruhkan untuk mengekspresikan wujud ketaqwaan kita. Landasan-landasan normatif yang menyerukan bahwa berqurban merupakan kewajiban bagi yang mampu atau berkecukupan. Namun jika tidak segera melakukan kewajiban, nabi Muhammad SAW mengingatkan bahwa, “Barang siapa yang sudah mampu dan mempunyai kesanggupan tapi tidak berqurban, maka dia jangan dekat-dekat ke Mushallahku." Hadist tersebut merupakan sindiran bagi orang-orang yang mampu dan banyak harta tapi sering menunda-nunda atau bahkan tidak mau berkurban.

Dalam sejarah qurban, dibagi kedalam tiga fase pengorbanan yang dilakukan oleh anak manusia dalam kajian kitab suci. Pertama, pada zaman Nabi Adam As. Qurban dilaksanakan oleh putra-putra beliau, yaitu bernama Qabil dan Habil. Kekayaan yang dimiliki oleh Qabil mewakili dari kelompok petani, sedang Habil mewakili kelompok peternak. Saat itu sudah mulai ada perintah bahwa barang siapa yang memiliki harta banyak maka sebagian hartanya wajib dikeluarkan untuk qurban.

Lalu, Qabil dan Habil mengeluarkan qurban menurut disiplin kekayaannya masing-masing. Baik buah-buahan yang diqurbankan si Qabil maupun hewan ternak yang diqurbankan si Habil, dari kedua orang tersebut mempunyai karakteristik sifat yang berbeda. Si Habil mengeluarkan qurban hewan dengan kwalitas terbaik dan didasari dengan keikhlasan. Karena sebelumnya telah diberi petunjuk oleh ayahnya,Nabi Adam As untuk berqurban dengan sesuatu yang menurut kalian paling bagus dari pada lainnya. Namun berbeda dengan si Qabil, karena sifat tamak dan kikirnya, ia kemudian memilih buah-buahan yang jelek-jelek, untuk di qorbankan. Sehingga akhirnya, qurban Habil-lah yang diterima oleh Allah SWT, karena memenuhi standar perintah-Nya.

Kedua,  pada zaman Nabi Ibrahim As. Dikisahkan dalam Al-Qur'an surat Ash-Shafaat ayat 100-111 yang menceritakan mengenai qurban dan pengorbanan. Ketika Nabi Ibrahim berusia 100 tahun beliau belum juga dikaruniai putra oleh Allah dan beliau tak henti-hentinya berdoa: “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang saleh," (Q.S 37:100).

Ikhtiar dan keistiqomahan Ibrahim dalam berdoa, akhirnya dikabulkan permintaannya. Melalui rahim istrinya- Siti  Hajar-seorang bocah  lahir yang kemudian di beri nama Ismail. Dalam kisahnya, Ismail kecil bersama ibunya pergi melewati padang pasir, mereka merasa kehausan yang amat sangat. Kemudian Hajar berusaha mencari setetes air untuk anak tercintanya, ia lari ke timur karena melihat ada air, tetapi ternyata itu adalah fatamorgana. Kawasan itu yaitu Bukit Sofa. Karena kasihan dengan kondisi Ismail akhirnya Hajar meletakkannya ditempat agak teduh. Sementara ia, kembali melanjutkan pencariannya menuju Bukit Marwah, disanapun ia tidak mendapatkan apa-apa, lalu ia kembali ke Bukit Sofa lagi sampai berulang tujuh kali, tapi tetap saja nihil. Dengan putus asa hajar kembali menghampiri Ismail. Disana terlihat keajaiban, dilihat kaki Ismail bergerak-gerak diatas tanah dan tiba-tiba keluar air dari dalam tanah. Inilah yang kemudian disebut sumur Zam-Zam. Dan menjadi sumber kehidupan bagi bangsa arab samapai sekarang.

Sejak dilahirkan sampai sekitar umur 6-7 tahun, Nabi Ismail menjadi kesayangan nabi Ibrahim AS. Namun Tiba-tiba Allah memberi ujian paling berat kepada Ibrahim, sebagaimana firman Allah dalam surat Ash Shaffaat : 102 : "Maka tatkala sampai (pada usia sanggup atau cukup) berusaha bersama Ibrahim, Ibrahim berkata : Hai anakku aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pemdapatmu " Ia menjawab: "hai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

Asbabun Nujul atau latar belakang sejarahnya ketika itu nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah supaya menyembelih putranya Nabi Ismail. Perintah ini datang sampai tiga kali, dua dianataranya ketika Ibrahim menginap di Mina dan di Arafah. Akhirnya keputusan bulat diambil Ibrahim, bahwa ia akan melakukan perintah Allah, yakni membunuh darah daginnya sendiri. Tetapi pada waktu mengeksekusi tubuh Ismail, Allah merubahnya dengan seekor domba melalui malaikat jibril. Inilah titik awal sejarahnya hari qurban (idul adha) yang diperingati setiap tanggal 10 Zdulhijjah.
Kedua zaman Qurban diatas  merupakan masalah ubudiyah yang bersifat sosial dan berhubungan dengan sesama manusia melalui cara mengorbankan sebagian harta yang paling di senangi. Kalau Habil berupa objek yang bersifat empiris, sementara Ibrahim obyeknya abstrak, yaitu kebahagiaan dan keimanan.

Kedua kisah diatas dapat di tarik sebuah pemikiran  atau hikmah bahwa ritual qurban secara kontekstual lebih kepada proses kepekaan seseorang terhadap lingkungan sekitarnya. Pendekatan kepada teks (ajaran agama) menurut Norcholish Madjid jangan terlalu dogmatis, melainkan analitis, bahkan dalam pendekatan kepada masalah pemahaman sumber-sumber suci agama pun.

Maka spirit qurban kali ini kita maknai sebagai kereta dorong mewujudkan solidaritas sosial yang lebih gairah lagi. Marilah kita qurbankan sebagian harta kita untuk mereka yang membutuhkan, utamanya saudara kita yang sedang dilanda musibah. Amal sosial kita lebih kita tekankan dari pada amal ibadah individu. Namun perlu digaris bawahi adalah kita tidak boleh menafikan hubungan transenden kepada Allah (hablumminalllah) adalah puncak piramida, kemudian hubungan antar manusia (hablumminnas) dan hubungan dengan alam (hablummina alam) sebagai kaki piramida yang saling menguatkan.

Penulis adalah Aktivis ARENA, Ilmu Sosial Dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Cp: 087733981646

Subscribe your email address now to get the latest articles from us

 
Copyright © 2015. Taufiqurrahman SN.
Design by The Begundal.