Dampak Globalisasi di Indonesia dan dunia (3)*


Globalisasi di Asia memiliki sejarah gelap. Pabrik, Bank-bank besar dan hotel mewah di Indonesia dibangun berkat pembunuhan massal 1 juta manusia. Peristiwa yang lebih suka dilupakan oleh Barat. Tapi banyak orang disini tidak mungkin melupakannya. Belakangan ini, masyarakat mulai mencari kerangka keluarga tercinta mereka. Yang dibunuh pada masa Jenderal Soeharto berkuasa. Atas bantuan Amerika dan Inggris di pertengahan 1960-an. Sampai saat ini, fakta tragedi itu masih tetap gelap. 

Suatu hari dibulan oktober 1965, segerombolan preman memasuki sekolah ini di Jakarta. Mereka lalu membunuh kepala sekolah yang dianggap komunis. Pembunuhan semacam inilah tipikal pembantaian lebih dari satu juta orang. Para guru, murid pegawai negeri dan petani. CIA melukiskannya sebagai salah satu pembantaian massal terkejam di abad 20. Sebab-sebab terjadinya tragedi itu masih misteri. Peristiwa itu menghatarkan Soeharto ke puncak kekuasaan. Namun kini terbukti bahwa diam-diam Soeharto disokong Amerika dan Inggris. Serta para pebisnis Barat.

Setahun setelah peristiwa berdarah itu, perekonomian Indonesia dibentuk menurut model Amerika guna mempermudah Barat menguasai sumber mineral. Pasar dan buruh murah. Presiden Nixon menyebutnya “upeti terbesar dari asia”.

Jasa soeharto bagi bisnis Barat adalah dirinya menyingkirkan pendiri bangsa Indonesia modern, Soekarno, seorang nasionalis. Yang yakin pada kemandirian ekonomi kerakyatnya. Soekarno menentang masuknya korporasi Barat ke Indonesia dan mengusir agen-agen Barat seperti Bank Dunia dan Moneter Internasional (IMF). Hanya karena salah satu jenderalnya, Soeharto berkuasa terbukalah pintu “upeti terbesar dari asia”. 

Roland challis, koresponden BBC 1964-1969, mengatakan ketika rezim Soeharto berkuasa usai tragedi itu, mereka bisa melakukan apa saja dengan masuknya kembali IMF dan Bank Dunia. Katanya mereka akan mensejahterkan Indonesia. Inggris melakukan banyak propaganda bahwa IMF mampu membawa Indonesia pada kemakmuran. Seorang dipolomat Inggris yang masih hidup saat ini mengatakan semua itu adalah kesepakatan antara Soeharto dengan IMF dan pihak Barat.

Diam-diam Inggris dan Amerika berkonspirasi mendukung Jenderal Soeharto. Duta Besar Amerika mengaku bersimpati dan kagum akan hasil kerja” angkatan darat. Ribuan orang dikumpulkan rahasia-rahasia saat itu diungkapkan oleh para pejabat Amerika pada saat ini. CIA memberikan daftar berisi nama 5000 “musuh” dan pejabat keduataan memastikan nama-nama itu harus dibunuh. Sir Andrew Gilchrist Duta Besar Inggris mengajurkan tembakan kecil demi perubahan yang baik.

Mulanya inggris menyatakan tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Tetapi tentu saja mereka megetahui semua yang terjadi. Jelas-jelas terlihat mayat-mayat yang dibuang di halaman kondulat Inggris di Surabaya. Dan mayat-mayat yang terapung di Selat Malaka. Letkol Haji Broto dan pasukan nya bahkan ragu-ragu bergerak dari pantai timur laut Sumatra menuju Jatim dan Jateng untuk ikut serta. Dan pembantaian manusia yang mengerikan itu.

Ia melihat kapal Panama berisi pasukan menuju Selat Malaka yang dikawal dua kapal perang Inggris.

JP: Jadi Inggris secara langsung terlibat dalam apa yang anda gambarkan sebagai sebuah pembantaian.
HJ. Saya kira saya menyebutnya semacam keterlibatan, bukan?

Media massa Amerika tidak memberitakan tragedi itu sebagai kejahatan kemanusiaan. Tapi peristiwa demi keuntungan ekonomi barat. Majalah Time menyebutnya “balas dendam dengan senyuman“ dan “berita terbaik barat selama bertahun-tahun”. Media lain menggambarkannya sebagi “seberkas cahaya redup asia” benih globalisasi ditanam diatas genangan darah. Di tahun 1967 perusahaan time life mengadakan sebuah konferensi di swiss yang merencanakan pengambilalihan bisnis indonesia. Konferensi ini dihadiri oleh para pebisnis besar dan terkuat di dunia, misalnya David Rockefeller. Raksasa kapitalis barat diwakili perusahan minyak , Bank, General Motors, British Lyeland, ICI British American Tobacco Leman Brothers, American Expressm Siemens.

Disebelah meja dalam konferensi hadir para pemimpin indonesia yang dikirim Soeharto. Bagi dunia bisnis barat hal ini merupakan awalan yang baik menuju globalisasi. Tidak seorangpun berbicara mengenai pembantaian satu juta manusia itu.

Jeffrey Winters, Universitas Nortwestern As, Mengatakan situasi semacam itu belum pernah saya dengar sebelumnya manapun ketika pengusaha seluruh dunia bertemu sebuah negara, dan menentukan prasyaratnya untuk masuk ke sebuah negara itu. Konferensi itu berlangsung tiga hari. Hari pertama wakil indonesia tampil memberikan iraiannya. Dihari kedua mereka membaginya menjadi lima: pertemuan sektoral, pertambangan, jasa makanan industri ringan perbankan dan keuangan. Chase manhattan juga hadir disana, kemudia mereka menyusun kebijakan yang menguntungkan investor sedunia itu untuk masuk kesemua sektor. Mereka berkata kepada pemimpin indonesia. “inilah yang perlu kami lakukan ini, ini, ini” kemudian mereka menyusun insfrastruktur hukum untuk kepentingan investasi mereka di indonesia.

Apakah komunitas bisnis itu sadar bahwa mereka tidak hanya berhadapan dengan diktator nepotis korup tapi juga pembunuh berdarah dingin?. John Arnold, ketua Kadin Inggris Di Jakarta.

 JA. Pertanyaan inilah yang sangat umum.
JP. Sebenarnya pertanyaan ini sangat khusus. Pembunuhan massal tetaplah pembunuhan massal. Kenyataannya kan banyak orang indonesia mati tragis langsung atau tidak hasil dari rezim orde lama yang buruk. Jika insvestasi asing tidak masuk disini , apakah bisa mencegah terjadinya peristiwa itu tak seorang pun memiliki penglihatan sempurna atas apa yang mungkin terjadi.

*Menyadur dari dokumentasi Film Globalisasi karya Reporter, Jonh Pilger.





Subscribe your email address now to get the latest articles from us

 
Copyright © 2015. Taufiqurrahman SN.
Design by The Begundal.