Siapa yang tak kenal batik. Ya, batik merupakan karya asli anak bangsa sejak nenek moyang dulu kala. Maka tak salah jika batik disebut sebagai warisan budaya nusantara yang istimewa. Saking istimewanya, polemik soal batik beberapa tahun silam, menyadarkan kita bahwa seolah-olah “kita harus menjaga dan melestarikan budaya, jika budaya itu baru diusik oleh negara tetangga,” sungguh inilahlah ironi di negeri yang katanya-kaya akan budaya dan bahasa-ini.
Baru setelah terjadi perdebatan panjang tentang batik di dunia Internasional, akhirnya UNISCO menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpiece of The Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2008 silam, beberapa kreatifitas dan inovasi batik mulai digalakkan. Agar batik tidak terkesan jadul, kuno, tua dan tak disukai oleh kaum muda. Laporan artikel dari Voice Of America (VOA) Indonesia (03/05/2012), yang ditulis oleh Yudha Satriawan dengan judul "Motif Klub Bola Dunia, Trend Baru Batik di Solo" menarik untuk diperhatikan. Pasalnya, artikel ini mengangkat inovasi batik yang unik, kreatif dan memasyarakat.
Apa gerangan inovasinya sobat?. Tapi nanti dulu.. sebelumnya saya ingin bertanya pernahkan sobat melihat kaos klub bola dunia? Pasti jawabannya pernah bahkan mungkin kita memiliki kaos clup bola kesayangan lebih dari dua di rumah. Tapi pernahkah sobat membayangkan jika logo-logo klup bola dunia itu diterapkan dibaju batik sebagai motifnya?. Bagi saya, ini sungguh merupakan perpaduan yang fantastik. Rahardjo, pengusaha batik dari Solo mengatakan motif baru tersebut menggabungkan logo sepak bola di dunia dengan motif batik tradisional. Nah, Pasti sobat penasaran dan tidak sabar lagi menyaksikan bentuknya. Cekidoot…..
Batik klub bola dunia di Solo, sumber díni |
Itulah ide-ide luar biasa yang coba diejawantahkan oleh para desainer dan pengusaha batik di Solo dalam mensosialisasikan batik kepada kaum muda agar batik tak ketinggalan jaman dan mampu bersaing dengan jenis trend pakaian-pakaian lain. Mereka secara sederhana ingin menjawab bagaimana batik dapat diterima dimasyarakat terutama kaum muda tanpa rasa malu untuk mengenakannya.
Langkah luar biasa ini perlu kita apresiasi dan kita jadikan pemantik untuk berkarya lebih bagus lagi dalam men-citra-kan batik ke belantika publik Internasional. Bahwa batik merupakan aset bangsa yang akan terus berjaya seiring dengan perkembangan zaman. Semoga sobat.
Sebenarnya berbagai pihak telah melakukan berbagai event dalam mensosialisasikan batik ke publik seperti Fashion Show, Pameran Batik, Lomba Inovasi Motif Batik dan lain sebagainya. Tapi itupun tidak cukup jika tidak dibarengi dengan karya-karya nyata yang benar-benar dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat. Sebagaimana inovasi batik klub bola ini.
Lalu kita mungkin bertanya, apa saja inovasi yang telah diciptakan oleh bangsa ini? yang saya ketahui sich ada jaket batik, jumper batik, topi batik, tas batik, dompet batik, celana batik, sepatu dan sandal batik serta banyak sekali aksesoris yang terbuat dari batik. Semua inovasi ini dapat dengan mudah kita temukan di sepanjang pusat pembelanjaan malioboro, yogyakarta.
Nilai Filosofis Batik
Sebelumnya sobat-sobat pada tahu gak sich kalo batik itu menyimpan nilai-nilai filosofis yang mendalam?. Kalau dalam lantunan lagu nilai filisofis disampaikan dalam bentuk lirik dan lagu. Tapi kalau dalam sehelai batik tiap goresan canthing adalah lukisan penuh makna dari sang pembatik. Sebab tiap motif adalah simbolisasi dari sebuah peristiwa besar yang diejawantahkan dalam bentuk visual.
Dalam konteks ini, trend batik klup bola yang lagi in di Solo menandaskan sebuah potret bangsa Indonesia yang lagi gemar (deman sepakbola). Tapi saya heran, kenapa motif batik yang diangkat adalah klub bola luar negeri, kok bukan klub bola dalam negeri ya..?. Apakah ini sebenarnya sindiran terhadap dunia persepakbolaan kita. Ah, Gak tau deh……
Kalau melihat sejarahnya batik Indonesia mengalami suatu masa reinassance (pencerahan). Pakaian batik yang sebelumnya hanya dikenakan para kaum bangsawaan dan kalaupun orang biasa memilikinya hanya dikenakan pada kesempatan-kesempatan tertentu. Tapi sekarang batik menjadi jamak dikenakan dalam berbagai kesempatan. Bahkan akhir-akhir ini sempat booming fashion batik.
Karena rasa penasaranku dengan fashion batik ini, saya menemukan salah satu artikel di blog yang mengungkapakan ada ratusan jenis motif di negeri ini. Semisal Keraton Surakarta saja ada sekitar 317 motif, itupun belum termasuk motif batik pada kain jarit yang saat ini banyak dianggakan untuk batik-batik modern. Dan setiap daerah tentu memiliki motif batik yang berbeda-beda, ada batik Jawa, batik Cirebon, batik Madura, batik Lampung, batik Pekalongan, batik Tulungagung dan batik-batik lokal lainnya yang tidak sempat terekspos oleh kita.
Secara umum pola motif Batik nusantara lebih banyak menggunakan garis lengkung, walau pun ada juga motif garis simetris dan lancip. Dalam ranah filosofis garis lengkung mengandung makna keluwesan. hal ini menegaskan bahwa bangsa ini menyimpang sifat luwes. Keluwesan artinya mengandung sifat ramah, santun, pandai membawa diri, lembut, welcome, toleran, dan mampu meredam amarah.
Secara umum pola motif Batik nusantara lebih banyak menggunakan garis lengkung, walau pun ada juga motif garis simetris dan lancip. Dalam ranah filosofis garis lengkung mengandung makna keluwesan. hal ini menegaskan bahwa bangsa ini menyimpang sifat luwes. Keluwesan artinya mengandung sifat ramah, santun, pandai membawa diri, lembut, welcome, toleran, dan mampu meredam amarah.
begitupula dalam mengenakan batik seseorang harus menyesuakain umur. Dahulu batik bagi anak-anak dipakai dengan cara Sabuk Wolo agar memungkinkan anak-anak untuk bergerak bebas. Secara filosofis pemakaian sabuk wolo diartikan bebas moral, sesuai dengan jiwa anak-anak yang masih bebas dan belum dewasa dan belum memiliki tanggungjawab moral di dalam masyarakat.
Anak kecil memakai Sabuk Wolo, sumber disini |
Ketika beranjak remaja maka seseorang tidak lagi mengenakan batik dengan cara sabuk wolo melainkan dengan jarit. Panjang jarit yang dipakai memiliki arti tersendiri. Semakin pajang jarit maka semakin tinggi derajad seseorang dalam masyarakat semakin pendek jarit maka semakin rendah pula strata sosial orang tersebut dalam masyarakat. Bagi dewasa pemakaian batik memiliki pakem tersendiri antara laki-laki dan perempuan. Pada laki-laki wiru diletakkan di sebelah kiri. Sedangkan pada wanita wiru diletakkan di sebelah kanan, yang berarti nengeni. Artinya seorang putri tidak boleh melanggar kehendak suami.
Namun di era modern ini perkembangan batik banyak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pakem yang dulu diciptakan oleh nenek moyang kita. Tapi saya pikir itu tidak masalah sobat, karena karya seni ( motif batik) merupakan wujud dari pada zamannya. Ia tidak kaku. Jadi, terobosan yang dilakukan oleh desainer Solo beberapa waktu lalu merupakan usaha agar batik lebih memasyarakat sesuai dengan zamannya. Dengan inovasi-inovasi kreatif semacam ini menurut saya perlahan-lahan seteoptype batik sebagai pakaian yang terkesan kuno dan tua bisa terkikis. Jadi, tanpa adanya variasi dan modernisasi batik, batik tidak akan dapat bertahan dan membudaya sampai saat ini.
Namun di era modern ini perkembangan batik banyak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pakem yang dulu diciptakan oleh nenek moyang kita. Tapi saya pikir itu tidak masalah sobat, karena karya seni ( motif batik) merupakan wujud dari pada zamannya. Ia tidak kaku. Jadi, terobosan yang dilakukan oleh desainer Solo beberapa waktu lalu merupakan usaha agar batik lebih memasyarakat sesuai dengan zamannya. Dengan inovasi-inovasi kreatif semacam ini menurut saya perlahan-lahan seteoptype batik sebagai pakaian yang terkesan kuno dan tua bisa terkikis. Jadi, tanpa adanya variasi dan modernisasi batik, batik tidak akan dapat bertahan dan membudaya sampai saat ini.
Berbagai macam motif batik, sumber disini |
Sebagai kaum muda apa yang harus kita lakukan sobat?. Hal yang perlu kita tanamankan dalam diri kita masing-masing adalah mengubah setreoptype tidak baik diatas dengan menanamkan sugesti bahwa dengan memakai batik kita turut serta dalam melestarikan budaya bangsa ini. Sehingga ketika kita mengenakan batik akan terasa ringan, percaya diri dan tentunya berbudaya.
Hanya dengan itu kita mampu menangkal serbuan trend pakain-pakain dari Korea dan Eropa yang tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Namun, jika kita tetap malu mengenakan batik, lalu siapa lagi yang akan menjaganya, sobat?. Jangan sampai aset budaya yang tak ternilai harganya ini luntur bersama lunturnya kepedulian kita nguri-uri budaya sendiri. Itulah usaha-usaha kita agar batik tak lekang oleh waktu.
Tulisan ini diikutkan Lomba Kontes NgeblogVOA