Oleh Taufifqurrahman SN
Minggu-minggu terakhir ini kita sering disuguhkan dengan tindakan-tindakan anarkis baik di Negeri sendiri maupun di Negari lain. Kekerasan telah membunuh hati nurani manusia, sampai-sampai mereka buta tentang arti dari perdaiman itu sendiri. Padahal perdaiman adalah cermin dari kerukunan dan kesejahteraan. Namun apa yang sebenaranya melatar belakangi terjadinya kekerasan?.
Kekerasan timbul dari beberapa hal, pertama fanatisme terhadap sesuatu, baik berupa manusia maupun maupun keadaan sosial. Kekerasan seperti ini sering dihiasi dengan luberan darah. Dan dampak yang dihasilkan parah sekali. Tindak anarkisme, sebagian orang maupunkelompok merupakan suatu hal yang membanggakan. Sehingga jika salah satu ada yang merasa terusik maka tindak kekerasanlah yang akan diambil.hal seperti inilah yang dipraktekkan atau dipertontonkan sporter sepak bola bonek (bondo nekat). Tindak anarkisme Suporter fanatik Persebaya kemarin merupakan wujud dari kefanatikan manusia terhadap tim kebanggaannya.
Kedua tindak kekerasaan akibat dari politik adudomba atau usaha untuk memunculkan konflik akibat historis yang melatarbelakanginya. Politik adu domba yang sering kita kenal dengan istilah ”pemecah belah” merupakan kekerasan yang sangat berbahaya. Dampak yang terjadi bukan hanya antar individu dengan individu, kelompok dengan kelompok tetapi sampai pada Negara. Apabila politik adu domba ini telah menyangkut idiologi maka jalan perang yang akan diambil. Kekerasan seperti ini sebenarnnya telah banyak terjadi, baik dari sejak diturunkan Nabi Adam As sampai sekarang. Peperangan idiologi sampai saat ini belum menemukan titik merah sehingga kekerasaan idiologi ini banyak memakan korban. salah satunya adalah perseteruan panas Israel- Palestina.
Perseteruan pakistan-india
Sementara kekerasan saudara antara Pakistan dan India yang juga banyak mengalirkan darah pada paroh pertama abad keduapuluh meninggalkan banyak pelajaran. Salah satunya adalah kontribusi Mahatma Gandhi dalam meredamkan konflik idiologi tersebut. Perjuangannya untuk meredam perseteruan dan menyatukan Hindu India dengan Muslim Pakistan begitu sangat berharga bagi ke-eksistensian paradigma Anti kekerasan. Sejalan dengan setiap kebijakan, kata gandhi ketika ditanya kelompok mana yang akan anda bela? Kemudian dengan bijaknya Gandhi berkata ”saya memihak semua” (Mahatma Gandhi; Stanley Wolpert, hlm: viii), jalan tengah dan sikap tegas serta tidak memihak itu, menandai bahwa Ia adalah ikon anti kekerasan. Gandhi hanya pro dengan perdamaian dan anti dengan kekerasan Tak salah jika masyarakat dunia menamakannya sebagia sang “penakluk kekerasan”.
Padahal saat itu perseteruan politik antara India dengan Pakistan sangat rentan dengan namanya konflik. Konflik adalah akar dari kekerasan dan perang. Sebab bangsa India menganggap bahwa kekerasan adalah sebuah solusi dalam bernegara. Pemikiran pendek seperti itu anehnya telah mengakar pada bangsa India. Sehingga kekerasan antara India dan Pakistan sampai saat ini masih menjadi bom waktu yang suatu saat dapat meledak.
Perseteruan India Pakistan menggugah keinginan Gandhi untuk menyelesaikan persosalan dinegerinya. Dari situlah Ia kemudian yakin bahwa hanya dengan kebenaran sejati perdaimain akan tercapai. Kemudia tak salah jika Ia tumbuh menjadi sosok yang sangat di hormati sekaligus pemberi inspirasi bagi jutaan manusia di muka bumi yang mendambakan kedamaian hidup.
Hal seperti ini juga terjadi dinegeri Timur Tengah. Kali ini bukan perseteruan atau konflik lagi melainkan sudah mencapai perang. Dinamika peperangan telah lama terjadi bahkan sampai sekarang masih terus memanas. Perseteruan Israel-Palestina yang didalangi Amerika sampai saat ini terus menyisakan pertanyaan.
Ajaran Gandhi
Siapakah yang bakal mengetahui bahwa lelaki kecil yang memiliki nama lengkap Mohandas Karamchand Gandhi ini menjadi seorang begitu luar biasa dalam perjalannan sejarah. Dan kehidupan apa yang dijalaninya hinggga Ia mampu membawa perubahan signifikan dalam sejarah India, sekaligus mempengaruhi begitu banyak tokoh-tokoh besar di dunia?
Dalam biografi yang bergaya perjuangan sang jiwa agung. Wolpert dalam bukunya Mahatma Gandhi; Stanley Wolpert, menunjukkan bahwa semua aktivitas Gandhi di dorong oleh keyakinan kuat adanya hubungan antara jiwa masyarakat dengan jiwanya sendiri yang tak bisa di putuskan. Sehingga jika ada suatu konflikf yang dapat menimbulkan keresahan publik maka mohan ini merasa bersalah. Oleh karena itu, dengan tekat kuat mohan memperjuangkan apa yang namanya perdamaian, karena menurut mohan kedamaian adalah tujuan dari setiap manusia.
Salah satu ajaran Gandhi yang memilaukan adalah Ahimsa “tanpa kekerasan” sebab apapun bentuknya, kekerasan tak bisa di akhiri dengan kekerasan. Ia percaya benar bahwa kemenangan akhir ada pada kebenaran sejati.Yakni Tuhan pencipta alam. Kata gandhi ”Ratusan orang seperti saya boleh enyah, tetapi biarlah kebenaran yang bertahta”. Dari itu, menderita demi keadilan dan kebenaran adalah kekuatan moral Gandhi yang mendasari ajaran Sayatgrahanya (kekuatan kebenaran).
Sesungguhnya ke-konsistensian dengan desain politiknya demi meraih kebebesan politik di India dan mengakhiri kekerasan dengan cara damai, merupakan satu hal yang harus dilakukan para pemimpin Israel-Hamas. Sebab, pesan Gandhi yang universal itu, telah nyata mendamaikan Hindu India dengan Muslim Pakistan. Tak berlebihan kiranya jika para pengagumnya mengatakan Mahatma Gandhi amar rahe (tak pernah menyerah).
Konflik yang terjadi antara Hindu dan Muslim pada paroh pertama abad keduapuluh dan ajaran ahimsa gandhi. setidaknya dapat dijadikan contoh bagi rakyat dunia untuk menolak yang namanya kekerasan, dimanapun berada. Dan itu harus di realisasikan kembali demi tercapinya perdamaina internasional. salah satu alasan mendukung untuk meredamkan pertikaian Israil-Palestina adalah bagaimana memiliki pemimpin yang pro dengan satu pihak sekaligus pro dengan pihak yang lain. dan itu telah dicontohkan Gandhi.
*Penulis adalah peneliti pada The Hasyim Institute Yogyakarta