Bakso dan Es Buah

Oleh Taufiquurahman

“Kecil mendominasi bahaya, apalagi besar mendominasi?” (celoteh 646)

Dalam bentuk apapun aku mengutuk dominasi. Sebab, dominasi selalu melahirkan rezim. Rezim selalu menciptakan sistem otoriter dan sering kali otoriter  itu akhirnya menindas.

Lantas aku berpikir, kira-kira kecil mendominasi itu apa ya contohnya? Kalau boleh gila sedikit, aku akan mengambil contoh garam. Ya, Garam itu kecil berbentuk Kristal dan mudah larut dalam zat cair.

Menariknya,  apa kita pernah membayangkan bahwa garam yang kecil dan tidak terlihat itu mendominasi dalam satu mangkok bakso. Bagaimana rasanya bakso tersebut? Pembaca pasti bisa merasakannya sendiri. Bahkan punya pengalaman asin?.

Dus, Kalau kita tarik keranah sosial, kecil mendominasi tersebut juga terjadi dinegara-negara berkembang. Seperti Indonesia saat ini. ia adalah kelompok kelas sosial yang menurut Karl Marx adalah kelompok kelas Borjuis. Marx membagi kelas sosial kedalam dua ruang. Ruang proletar dan Ruang Borjuis.

Kelas proletar di wakili oleh para kaum buruh, pekerja dan mereka yang mengabdi, sedangkan borjuis adalah mereka yang terlahir sebagai pemilik alat produksi (kaum pemodal).

Di Negara berkembang, kelas borjuis termasuk dalam idiom minoritas. sedangkan Proletar masuk dalam idiom mayoritas. Minoritas tentunya bersifat kecil. Namun berbeda dengan kelas borjuis. Meski menjadi minoritas, akan tetapi memiliki kemampuan mempengaruhi mayoritas. Sebab, mereka ini memiliki modal sebagai kehendak berkuasa. Memerintah.

Sementara mayoritas dibuai tak berdaya gara-gara sebagian besar hidupnya dipaksa terkekang oleh sistem kapitalis yang mengijkat dan menindas.

Gara-gara minoritas mendominasi, kemaslahatan rakyat dapat dikendalikan secara mudah. Ambil sampel, hanya gelintir orang (mafia) dapat mempengarui ketahanan pangan: pasokan beras, minyak, kelapa dan kedelai. Minoritas berkuasa sekaligus mendominasi akan membuat membuat regulasi sesuai dengan kepentingan si penguasa. Bahkan justru dijadikan legitimasi untuk tetap berkuasa.

Syahdan, pastas jika kecil mendominasi itu berbahaya. Terutama berbahaya terhadap eksistensi orang-orang yang tak mau tunduk dibawah ketiak sang penguasa.

Apalagi penguasa tersebut lahir dari kelompok besar yang mementingkan kelompoknya dari pada mengakomodir semua golongan. Ia pasti akan lebih asin dari sekedar garam yang kelebihan. Kondisi ini ibaratnya kita menuangkan semangkok bakso ke lautan luas. Sehingga semua isi mangkok bakso tersebut akan menyebar tak terlihat, justru kadang malah dianggap sebagai sampah yang mengganggu dan patut di bersihkan.

Begitulah gambaran bahaya besar mendominasi. Ia teridentifikasi watak yang tidak mengakomodir, tidak menerima perbedaan sebagai pelengkap. Namun kesamaan adalah yang utama, yang utama adalah kemaslahatan kelompok bukan bersama.

Lautan merupakan tempat berkumpulnya dari berbagai sungai. bagaimanapun ia tetap sebagai laut. sifatnya meminggirkan segala macam bahan material yang berada di atasnya ketepian bersama ombaknya.

Betapa kejamnya bila besar mendominasi. Namun akan berbeda jika kita mengail es buah sebagai tamsilnya. Meski kuah es buah itu lebih banyak dari pada campurannya, akan tetapi ia tidak mendominasi. Kalau kuah mendominasi maka es buahnya tidak jadi. Kuah yang baik itu harus mengakomodir dan menyatukan semua jenis buah-buahan yang telah terseleksi untuk berkumpul menjadi satu dalam bentuk satu gelas es buah.

Nah, kebayang bagaimana nikmatnya minum es buah di siang hari yang panas dengan kuah yang mantap.

Begitulah klimak Masyarakat (kampus) hari ini. mereka sudah haus kawan, tolonglah dibelikah es buah yang segar dan bakso yang garamnya pas. [3.29, Black Stone]


Penulis berdomisili di @jabarantha

Subscribe your email address now to get the latest articles from us

 
Copyright © 2015. Taufiqurrahman SN.
Design by The Begundal.